JellyPages.com

Entri Populer

Sabtu, 15 Desember 2012

Kebiasaan makan dalam keluarga

KEBIASAAN MAKAN • Makan dalam keluarga. Makanan padat dan minum harus seimbang. Makanan padat jadi sumber gizi utama bayi Anda. Meski begitu, susu tetap harus masuk dalam daftar menu hariannya. Hanya saja, jangan biarkan ia minum susu terlalu banyak. Dua sampai tiga cangkir susu, atau kira-kira 500 ml susu dalam sehari untuk pertumbuhan; sebab si kecil tetap harus punya selera untuk menyantap makanannya. Dan karena jus juga bisa membuat anak kenyang, harus juga dibatasi. Kira-kira sebanyak 120 ml per hari sudah cukup. Mulai menikmati camilan. Sebagian pakar memperingatkan bahaya ‘mengemil kebanyakan’. Menurut mereka, kalau anak dibiarkan mengemil tanpa henti, ia tidak akan mempunyai selera makan saat waktu makan tiba. Camilan bisa diberikan 2 kali dalam sehari, yakni pukul 10.00 dan pukul 16.00. Sebaiknya, ini jadi jadwal rutin setiap hari disamping makan pagi, siang, dan malam. Dan mumpung ia lagi senang-senangnya mengemil, perhatikan kandungan gizi camilan yang Anda berikan: apakah buah, keju, secangkir kecil yogurt, atau crackers. Jangan sampai dalam sehari ia makan yang itu-itu saja. Biarkan ia memegang sendiri piranti makanannya. Pada usia ini, keterampilan si kecil dalam mengkoordinasikan jari-jari tangannya semakin oke. Anak mulai terampil memegang sendok dan gelasnya. Dan ia kelihatan sangat tidak sabar untuk belajar makan sendiri. Awalnya, mungkin saja ia lebih tertarik untuk ‘memanfaatkan’ piranti makannya ini sebagai mainan, senjata, atau jadi sasaran lempar-lemparan. Tidak perlu kesal. Diambil saja dan coba lagi memberikannya beberapa minggu sesudahnya. Setelah itu, ia akan rajin mencoba memasukkan makanan ke dalam mulut mungilnya. Pertama-tama, upayanya bisa gagal total. Lebih banyak makanan yang tumpah daripada yang masuk ke dalam mulut mungilnya. Dampingi dia dan ajari bagaimana cara tepat memasukkan sendok ke mulutnya. Lama kelamaan ia akan piawai mengarahkan sendoknya. Sekali lagi, yang dibutuhkan adalah kesabaran Anda dalam mendampinginya belajar makan. Jangan panik atau tidak sabaran, karena hal ini akan membuat dia tidak nyaman menjalani proses belajar makannya. Makanan keluarga. Ini periode penyesuaian si kecil untuk mengonsumsi menu keluarga. Sebagai makanan pokok keluarga Indonesia, nasi mendominasi meja makan. Memang, belum tentu ia pandai mengunyah nasi putih biasa. Makanya, awalnya, sediakan untuk nasi tim plus aneka lauk-pauk. Dari sini ia belajar bahwa makan nasi harus disertai lauk-pauk. Anda harus terus menambah perbendaharaan rasanya, dengan selalu memberikan jenis makanan yang bervariasi Tips: Setelah berumur 12 bulan, potong-potong makanan yang keras atau berbentuk bulatan (anggur, wortel, hot dog, keju atau daging) sampai ukuran kecil — sekitar ½ cm — sebelum memberikannya kepada si kecil. MASALAH YANG BISA TIMBUL Menurunnya selera makan. Ia lagi senang-senangnya bergerak, sehingga makan jadi prioritas terakhir. Jangan cemas. Ia pasti makan begitu lapar. Tugas penting Anda adalah menyediakan makanan bergizi seimbang baginya. Sedangkan tugas si kecil adalah memakannya, atau tidak sama sekali. Menerapkan taktik mengiming-iminginya sesuatu agar mau makan, bukan cara yang bijaksana. Kelak, anak baru mau makan kalau diberi sesuatu. Pilih-pilih makanan. Begitu kenal rasa berbagai jenis makanan, anak mulai pilih-plih makanan. Tantangan Anda adalah mencari tahu apakah ia tidak mau makan karena sakit, giginya tumbuh, tidak menyukai rasa atau tekstur makanan, atau ada yang lebih menarik dilakukan (makanan bukan lagi obyek eksperimen yang asyik). Berikut cara menghindari anak pilih-pilih makanan: • Makanlah bersamanya. • Sah-sah saja anak mau makan sesuatu minggu ini dan membencinya setelahnya. Ganti makanan itu dan biarkan ia mencobanya lagi kelak. Sebaiknya, makanan disajikan dalam suhu yang berbeda, sehingga nantinya ia tidak rewel gara-gara makanannya dingin atau panas. • Jangan isi penuh-penuh piring anak. Taruh makanan secukupnya saja dan beri pujian begitu ia berhasil menghabiskannya. • Siapkan makanan dalam porsi kecil, namun berikan lebih sering. • Variasikan makanannya, sehingga anak mau makan apapun. • Pandai-pandai menyelipkan atau ‘menyamarkan’ makanan. Misalnya, masukkan parutan wortel dalam muffin kesayangannya. Anak usia ini makin cerdas dan tahu persis kalau rewel dan menolak makanan utamanya, ada makanan alternatif, seperti yogurt atau biskuit. • Jadikan makanan penutup sebagai penawaran terakhir. Bila ia rewel, singkirkan piringnya dan jangan tawarkan apapun, kecuali sepotong kecil buah atau selembar keju, sampai waktu makan tiba. Ia pasti lapar dan tidak bakal membiarkan dirinya kelaparan. • ambil menyantap sajian makan malam yang telah dipersiapakan oleh istriku, Risya. Saya makan malam bareng keluarga. Saya sempat bertanya ke si Salma, anakku tentang prestasinya, "Rangking berapa kamu, Sal?" lalu Salma menjawab dengan muka sedikit berbangga, "Alhamdulillah aku rangking ke-6!". 4 manfaat membiasakan makan bareng keluarga Setiap anggota keluarga, baik ayah, ibu, serta anak-anak dapat menjaga hubungan dengan bertukar informasi terbaru selama acara makan bareng keluarga berlangsung. Banyak hal yang bisa menjadi topik bertukar informasi, semisal masalah sekolah, pekerjaan, kehidupan keluarga serta pertemanan. 1. Mempererat anggota keluarga - Ketahuilah bahwa mendiskusikan kegiatan sehari-hari dalam pertemuan keluarga semisal makan bareng keluarga mampu mempererat hubungan dalam anggota keluarga. Menjadual waktu pertemuan keluarga secara khusus guna mendiskusikan rencana, kebutuhan, dan menyelesaikan persoalan dapat menjadi hal yang sulit. Justru saat makan bareng keluarga bisa menemukan solusi secara natural dalam menghadapi beberapa hal yang sudah direncanakan. 2. Membangun identitas keluarga - Taksedikit keluarga di masyarakat ada yang berjuang mencari waktu untuk bisa berkumpul bareng, guna berdiskusi atau sekadar makan bareng. Padahal kegiatan tersebut akan memberikan perasaan positif bila dilakukan secara rutin. Masing-masing anggotanya akan merasa bangga bahwa keluarga mereka adalah "sebuah keluarga yang utuh". 3. Memberikan dampak positif bagi anak - sebuah universitas di Amerika pernah melakukan penelitian (studi) tentang keluarga, lebih tepatnya seputar anak-anak yang tidak pernah melakukan makan bareng dengan keluarganya. Hasilnya, 61% anak-anak tersebut rentan terlibat dengan pergaulan bebas, serta terlibat penggunaan obat-obatan terlarang. Berbanding terbalik dengan anak-anak yang dalam seminggu paling tidak sekali melakukan makan bareng keluarga, hasil penelitiannya menyebutkan bahwa 20% lebih sedikit anak-anak terlibat dalam kasus mabuk-mabukan, merokok, atau memakai obat-obatan terlarang. 4. Mendorong setiap anggota keluarga untuk belajar menerima pendapat yang lain - Saat makan bareng keluarga terjalin komunikasi yang akrab, membicarakan beragam topik. Biasanya muncul berbagai opini dari masing-masing individu saat kumpul makan bareng. Setiap orang berhak mengemukakan pendapat, serta yang lain mendengarkannya. Ada permasalahan yang terungkap namun ada juga solusi atau jalan keluar dari setiap masalah yang dibicarakan saat itu. Tidak ada satu orangpun yang mendominasi saat belajar menerima pendapat orang lain. Bahkan, komunikasi akan berlangsung semakin sehat dan kuat. Itulah 4 manfaat membiasakan makan bareng keluarga. Ada pepatah yang mengatakan, "Segala masalah tuntas di atas meja makan", jangan heran bila beberapa pebisnis melakukan deal dalam suasana saat makan siang. Atau saat penghormatan tamu bagi orang penting, beberapa perusahaan menjamunya sambil makan bersama. Begitu pula dalam berkeluarga, semua permasalahan akan ada jalan keluarnya bila dilakukan sambil makan bareng. Seyogyanya, aktivitas makan bareng keluarga ini bisa dilakukan setiap hari oleh semua keluarga Indonesia. Sayangnya banyak sekali faktor penghambatnya sehingga niat untuk makan bareng tidak pernah bisa dilakukan setiap hari. Sebut saja, seperti kemacetan, rapat dadakan, acara televisi, serta kesibukan bisa menjadi kendala untuk melakukan makan bareng keluarga. • Perencanaan menu dalam keluarga. Lima Langkah Siapkan Menu Sehat Keluarga Tak mudah memang bagi seorang ibu untuk menyiapkan menu makanan sehat sehari-hari bagi seluruh anggota keluarga, apalagi bila anak Anda adalah tipe pemilih makanan, tak doyan sayur, atau malas makan. Namun, membiarkan dengan memberikan makanan apa saja sesuai dengan keinginan masing-masing, termasuk suami, dan tidak mengindahkan kandungan gizi pada makanan tentu juga bukanlah solusi yang tepat. Maka itu, diperlukan perencanaan dan siasat untuk menyiapkan masakan yang sehat bagi keluarga tercinta. Berikut lima langkah mempersiapkan menu sehat bagi keluarga: 1. Tulislah perencanaan menu masakan selama seminggu. Contohnya Anda ingin memasak ayam pada hari Senin, daging pada Selasa, ikan pada Rabu, tumis seafood pada Kamis, dan soto pada Jumat. Dengan begitu, Anda akan mengetahui kapan harus membeli, menyimpan dan mengelurkan bahan makanan itu dari kulkas. Perencanaan menu ini juga membantu Anda terhindar dari makanan basi atau kedaluwarsa. Atau, Anda juga tak perlu terburu-buru pergi ke warung untuk membeli bahan-bahan yang kurang. 2. Masaklah makanan yang memiliki kandungan protein tinggi. Jika Anda hendak mengolah daging, masaklah dengan dipanggang atau dibakar ketimbang digoreng dalam minyak. Jika keluarga Anda tak begitu gemar daging, Anda bisa juga menggantikannya dengan makanan lain yang juga kaya protein seperti telur, berbagai produk susu, kedelai seperti tahu, kacang-kacangan dan buncis. Daripada membeli bumbu jadi di supermarket yang telah melalui proses kimiawi, lebih baik Anda membuat sendiri racikan bumbu di rumah. 3. Siapkan bahan makanan berbahan dasar gandum seperti pasta, nasi merah, dan roti gandum. Memasukkan makanan berbahan dasar gandum ke dalam menu keluarga sehari-hari sangatlah baik karena gandum mengandung serat yang bagus bagi sistem pencernaan tubuh. 4. Selalu sediakan buah dan sayur di rumah. Jika tak sempat membelinya, Anda bisa membeli buah kalengan lalu memasukkannya ke kulkas, tapi pilih yang tidak mengandung gula atau garam. Kemudian, carilah berbagai resep kreatif makanan mengandung buah untuk disajikan setiap harinya sehingga keluarga tak merasa bosan, misalkan saja es buah, agar-agar buah, rujak, dan jus buah. 5. Pilihlah susu yang bebas atau rendah lemak guna menambah kalsium dan protein. Jika ada anggota keluarga yang alergi terhadap susu sapi, ganti dengan yoghurt atau susu kedelai. Selain itu, sebisa mungkin hindarilah konsumsi soda. Pentingnya Membuat Rencana Menu dan Bagaimana Cara Mempersiapkannya. Pepatah lama dalam bahasa Inggris yaitu "if you fail to plan; you plan to fail" juga berlaku dalam hidup berumah tangga khususnya dalam merencanakan menu makan. Seringkali kita menganggap enteng mengenai perencanaan menu atau hidangan di rumah, sehingga seringkali makan di luar atau pergi ke restoran, menjadi jalan pintas karena masakan rumah yang membosankan. Bila hal ini sering Anda alami, mungkin sudah saatnya Anda mengadopsi cara untuk merencanakan menu makan di rumah yang kerap disebut meal plan. Meal plan atau perencanaan hidangan (menu) sebetulnya sudah kita kenal dalam kehidupan sehari-hari, karena secara tidak langsung setiap rumah tangga sudah menerapkannya. Apa tandanya? Jika Anda selalu berbelanja secara rutin dengan membawa catatan akan kebutuhan yang harus dibeli, ini merupakan salah satu indikasi bahwa Anda sedang menjadi seorang meal planner. Beberapa alasan penting yang mendasar mengapa kita perlu menerapkan meal plan adalah sebagai berikut: • Belanja bahan-bahan sesuai menu atau hidangan yang akan dibuat • Anggaran belanja akan terkontrol karena Anda berbelanja sesuai kebutuhan • Anda tidak memerlukan banyak tempat penyimpanan bahan makanan jika sirkulasi penggunaan bahan hidangan sesuai dengan meal plan • Variasi menu yang lebih banyak akan menghindari pengulangan menu dan kebosanan • Hemat. Bila dibandingkan dengan bersantap di restoran, bersantap bersama di rumah jauh lebih hemat. Selain itu, juga akan membangun rasa kebersamaan dan kedekatan yang hangat dalam keluarga. Berdasarkan beberapa alasan di atas, menerapkan meal plan akan membawa kebaikan bagi Anda dan keluarga, mengapa Anda tidak memulainya sekarang?. Inilah beberapa cara yang dapat dilakukan juga catatan atau tips-nya. • Pastikan Anda memiliki komitmen penuh untuk memulai dan melakukannya. • Pilihlah jenis hidangan berdasarkan jenis bahan, asal hidangan dan preferensi lainnya seperti hidangan favorit keluarga, dan sebagainya. • Perlu diperhatikan juga bila ada kebutuhan khusus dalam keluarga seperti diet rendah kalori, garam, gula atau sedang hamil, dan lainnya. • Ibu dapat menuliskan jenis menu yang akan dihidangkan. Anda dapat menulis jenis menu pada selembar kertas kecil kemudian potongan kertas ini dapat dikombinasikan dan dirotasi sesuai selera. • Maksimalkan fungsi lemari pendingin untuk menyimpan bahan makanan dan jangan lupa untuk membersihkannya secara rutin setiap 6 bulan. • Untuk bahan makanan khususnya daging, pembelian bisa dilakukan sekaligus dalam jumlah besar. Selanjutnya, setelah dibersihkan, beri label dan tanggal lalu dikemas dalam porsi yang diperlukan untuk dibekukan di lemari pendingin. • Sebagai alternatif, Anda dapat menyiapkan hidangan dalam bentuk setengah matang dan matang untuk disimpan dalam lemari pendingin. Selanjutnya jika hendak dikonsumsi, hidangan hanya perlu dipanaskan ulang atau dimatangkan. • Batasi proses persiapan sampai tahap penyajian hidangan tidak lebih dari 30 menit; sisa waktu yang ada dapat digunakan untuk bersantap bersama dibandingkan sibuk berlama-lama di dapur. • Kreasikan menu yang sudah pernah dibuat untuk menambah variasi, misalnya dengan mengganti bentuk potongan sayur, jenis daging yang digunakan ataupun sekedar mengganti tampilan hidangan dan piring saji yang digunakan. • Penggunaan bumbu instan (bukan mie instan) dapat menjadi pilihan atau solusi untuk menambah jenis dan variasi hidangan. Selain dapat menghemat waktu persiapan, tidak diperlukan ketrampilan memasak yang tinggi; Anda hanya perlu menyelaraskan rasa sesuai selera • Selalu sediakan bumbu juga rempah di dapur, saus, telur, dan susu. Anda dapat membuat sebuah hidangan baru yang kreatif menggunakan bahan-bahan tersebut yang divariasikan dengan bahan hidangan yang sudah ada seperti sop, salad, ataupun makanan utama. • Weekend cooking, ciptakan kebiasaan keluarga untuk bersantap bersama minimal di akhir minggu. Orangtua dan anak dapat berinteraksi di dapur untuk menghasilkan hidangan berselera, baik sajian utama atau sekedar pencuci mulut. • Untuk makan siang, siapkan dalam kemasan plastik yang berkualitas agar mudah dipanaskan jika perlu dan siap dibawa keluar rumah tanpa khawatir tumpah atau bocor isinya. • Memiliki menu yang menarik pada bagian dapur keluarga di mana Anda dapat memilih dan mencari ide yang tepat untuk jenis hidangan karena resep lengkap dalam jumlah banyak siap menjawab kebutuhan rumah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar